Seperti yang telah saya janjikan pada tulisan saya yang sebelumnya mengenai manfaat siwak menurut Islam dan kesehatan, pada tulisan saya kali ini akan membahas mengenai bagaimana cara menggunakan siwak yang baik dan benar.
Namun sebelumnya agar kita tidak lupa saya akan sedikit mengulas kembali mengenai faedah atau keutamaan bersiwak, yaitu:
1,Siwak juga memiliki beberapa faedah yang sangat besar, diantaranya yang paling besar adalah yang telah dianjurkan oleh hadits: السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ “Siwak adalah pembersih bagi mulut; sesuatu yang membuat Allah ridho”. (HR. Ahmad)
2.Keutamaan shalat dengan memakai siwak itu, sebanding dengan 70 kali shalat dengan tidak memakai siwak. (HR. Ahmad)
3.Satu kali anda bertasbih kepada Allah dengan diawali siwak, maka dihitung 70X bertasbih. Shalat dengan diawali siwak, akan terhitung 70X shalat. Dua rakaat shalat tahajjud diawali dengan siwak, maka dihitung 140 rakaat tahajud.
Sebelum kepada cara pengunaan alangkah baiknya jika kita juga mengetahui waktu-waktu yang disunahkan untuk bersiwak antara lain.
1. Setiap akan melakukan wudhu dan shalat
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengabarkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوْءٍ
“Seandai tidak memberatkan umatku niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak tiap kali berwudhu.”
2. Ketika masuk rumah
Syuraih bin Hani` pernah bertanya kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
بِأَيِّ شَيْءٍ كَانَ يَبْدَأُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ؟ قَالَتْ: بِالسِّوَاكِ
“Apa yang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan apabila beliau masuk rumah?” Aisyah menjawab: ‘Beliau mulai dengan bersiwak’.”
3. Ketika hendak membaca Al-Qur`an
Dengan dalil sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
السِّوَاكُ مَطَهَّرَةٌ لِلْفَمِ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِ
“Siwak itu membersihkan mulut diridhai oleh Allah SWT.”
4. Saat bangun tidur di waktu malam/akan bertahajud
Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu berkata:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوْصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bangun di waktu malam beliau menggosok mulut dgn siwak.”
5. Saat bau mulut berubah
Perubahan bau mulut bisa terjadi karena beberapa hal. Di antaranya: karena tidak makan dan minum karena memakan makanan yang memiliki aroma menusuk/tidak sedap diam yang lama/tak membuka mulut untuk berbicara banyak berbicara dan bisa juga karena lapar yang sangat demikian pula bangun dari tidur.
Cara menggunakan Siwak / Miswak
Adapun cara untuk menggunakan siwak/miswak itu sendiri adalah sebagai berikut;
1. Batang atau cabang siwak dipotong berukuran pensil dengan panjang 15-20 cm. Stick kayu siwak ini dapat diambil dari akar, tangkai, ranting, atau batang tanamannya. Stick dengan ukuran diameter 1 cm dapat digigit dengan mudah dan memberikan tekanan yang tidak merusak gusi apabila digunakan.
2. Kulit dari stick siwak ini dihilangkan atau dibuang hanya pada bagian ujung stick yang akan dipakai saja.
3. Bagian ujung stick siwak yang sudah dihilangkan kulit luarnya digigit-gigit atau dikunyah-kunyah sampai berjumbai seperti berus
4. Siwak yang kering dapat merusak gusi, sebaiknya direndam dalam air segar selama 1 hari sebelum digunakan. Selain itu, air tersebut juga dapat digunakan untuk kumur-kumur.
5. Bagian siwak yang sudah seperti berus digosokkan pada gigi, dan bisa juga digunakan untuk membersihkan lidah.
6.Kalau siwak sudah mekar, dipotong, sisanya dipakai lagi
Cara Bersiwak
Mengenai bagaimana cara bersiwak tidak ada ikhtilaf antara ulama, bahwa didalam kitab Syama’il Imam Tirmidzi, dalam hadist Rasul saw, bahwa Rasul saw. bersiwak dengan kayu arak, dan memulainya dari pertengahan, lalu ke arah kanan lalu ke kiri, demikian diulangi sebanyak 3 kali.
Imam Ghazali rahimahullah menambahkan cara yang lebih lengkap, yaitu:
- Meletakkan siwak di jajaran gigi tengah bagian atas,
- Lalu mendorongnya ke arah kanan sampai ke ujungnya,
- Lalu turunkan ke jajaran bawah kanan ujung,
- Lalu mendorongnya kembali ke tengah jajaran bawah,
- Lalu kembali naik ke tengah jajaran atas,
- Lalu mendorongnya ke arah kiri sampai ujungnya,
- Lalu turunkan ke jajaran bawah kiri ujung, dan mendorongnya lagi ke tengah di jajaran bawah.